October 23, 2011

Sebuah perjalanan **Cerpen

Lamunanku membawaku kepada ingatan beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih bersama dia, namanya Dika, lelaki berkulit sawo matang, rambut agak cepak. Aku dan dia bertemu di sebuah kedai kecil  di  Nagoya ketika kami sama2 makan sushi, ya sushi kegemaranku di kedai itu... Ga sengaja ketika ia hendak membayar makanannya, kakinya terhalang kakiku yang menyebabkan ia jatuh ke lantai "daijobu?" ia menjawab " daijobu desu" (baik-baik saja). Aku merasa ga enak dan minta maaf kalau gara-gara kakiku, dia jadi tersandung dan jatuh.. 


Aku yang pertama kali mengajaknya kenalan, dia memperkenalkan namanya "Dika desu", aku membalasnya " Mikarla desu"... Setelah ngobrol dalam bahasa Jepang, akupun tahu bahwa dia adalah orang Indonesia juga, dari namanya saja sudah membuatku curiga bahwa dia adalah orang Indonesia, ga terlihat dari gaya bahasanya yang sudah seperti orang Jepang asli. Senangnya di negeri perantauan ini aku menemukan orang Indonesia juga. Untuk menebus rasa bersalah karna kakiku melintang di mana-mana yang menyebabkan ia jatuh, akhirnya aku berinisiatif untuk mengajaknya makan di kedai sushi ini lagi besok harinya, dan iapun setuju dengan ajakanku. 

Dika adalah orang yang pendiam, dia tidak banyak bicara ketika ku ajak ngobrol, hanya berbicara sepatah dua patah kata, mungkin karena baru pertemuan pertama, tp overall  ia adalah orang yang asik, kebanyakan obrolan kami mengenai pekerjaan. Sudah 5 tahun ia menetap di Nagoya, ia tinggal sendiri, merantau ke Jepang karena bertekad mencapai impiannya keliling dunia, dan salah satu upaya mewujudkan impiannya adalah pergi ke Jepang menjadi animator, begitu hebat perjuangannya sampai ia menjadi animator handal seperti sekarang....

Sejak pertemuan itu, kami berdua seperti merasakan bahwa punya chemistry yang dalam, dan berasa sudah lama mengenal satu sama lain. Sehingga malam2 berikutnya kedai sushi itu menjadi tempat tongkrongan favorit kami.



Waktu berjalan begitu cepat, ketika aku mendapatkan kabar bahwa ibuku di Indonesia sakit keras, dan mengharapkan kepulanganku, aku sendiri di Jepang melanjutkan studi S2ku yang kudapat karna beasiswa. Karena sangat cemas dengan keadaan ibu, akhirnya akupun pulang ke Yogya, tempat tinggalku sejak aku masih kecil. Akupun memberitahukan berita ini kepada Dika, Dika hanya bisa memelukku dan menghiburku ketika itu, aku sedih juga harus berpisah dengannya, karena aku juga ga tahu entah berapa lama aku pulang ke Yogya. 

Sesampainya aku di Yogya, aku menjenguk ibuku di rumah sakit, wajahnya pucat, terbaring lemas di tempat tidur, garis-garis ketabahannya tergambar di wajahnya. Aku sangat sedih melihat kondisinya seperti ini, biasanya ibuku adalah orang yang tegar, sabar, dan pekerja keras, sejak ditinggalkan oleh ayahku, ibuku lah yang menjadi tulang punggung keluarga, yang membiayaiku sampai aku lulus S1, dan aku sangat sedih ketika harus meninggalkan ibuku untuk melanjutkan S2 ku ke Jepang. Tapi ibuku meyakinkanku untuk tetap pergi ke Jepang dan meyakinkan ku bahwa ia akan baik2 saja di Yogya. Aku menyesal sekali telah meninggalkan ibuku sendirian di Yogya, sampai ia sakit parah seperti ini...perih banget rasanya melihatnya terkapar tak berdaya seperti itu. 

Dilema menghantuiku, aku ga bisa meninggalkan ibuku sendirian disini, dan aku ga bisa pulang ke Jepang dalam waktu dekat, sedangkan sekarang Dika susah banget untuk dihubungi, padahal ini adalah saat2 dimana aku sangat membutuhkan dia sebagai seseorang untuk berkeluh kesah. Aku juga sudah menghubunginya berkali2 ke handphone maupun ke telpon apartemennya, tapi tak pernah ada yang mengangkatnya, apakah terjadi sesuatu dengannya? apa yang terjadi dengannya? aku bingung banget, dan sangat stress dengan keadaanku sekarang ini.

Sudah 3 minggu berlalu, ibuku sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kesembuhan dan sudah keluar dari rumah sakit, tapi sampe selama itu aku masih tidak bisa menghubungi Dika, Dika menghilang seperti ditelan bumi, aku sedih banget dia meninggalkanku dengan cara seperti ini. Sampai akhirnya ketika ibuku sudah sembuh, aku harus pulang ke Jepang untuk melanjutkan studiku, yang tinggal sebentar lagi akan selesai. Aku putuskan untuk kembali ke Jepang, dan akan belajar sekeras mungkin supaya bisa secepatnya lulus dan bisa kembali ke Yogya untuk tinggal bersama ibuku. 

Pagi itu, keberangkatanku menuju ke Jepang, aku sudah ada di airport, dan ibuku mengantarkan aku bersama dengan sepupuku. Akhirnya setelah menunggu beberapa lama di lounge, penerbanganku memanggil penumpangnya untuk masuk ke dalam pesawat.

Sampai di Airport, aku langsung menuju ke apartemen Dika, karena rasa penasaran berminggu-minggu tanpa kabar yang jelas. Aku ga menemukan dia di apartemennya....tapi aku bertemu dengan temannya di apartemen itu, dan bertanya kepada temannya. Temannya mengatakan Dika sebentar lagi akan menikah, dan dia sudah lama pindah dari apartemen ini, dia menikah dengan anak bossnya. Aku merasa duniaku hancur dan tak percaya apa yang terjadi. Akupun pergi ke perusahaan di mana tempat Dika bekerja, dan aku akhirnya menemukannya, dan kenyataan pahit yang aku temukan, bahwa memang benar Dika akan menikah, hancur hatiku, dan aku teriak di depan mukanya "Kenapa Dika?????? Apa salahkuuuu? kenapa kamu ninggalin aku kaya gini?? ga pernah angkat telponku???" pertanyaan2 itu aku lontarkan di depan mukanya... tapi Dika hanya diam saja membisu....wajahnya cekung, terlihat lebih kurus dari sebelumnya....Dia hanya diam, ga menjawab pertanyaan-pertanyaanku....hanya diaaaam.... 

Begitulah cinta kamipun berakhir, sampai sekarangpun aku ga pernah tahu apa alasannya meninggalkan aku, penasaranku masih sampai saat ini.... Selama beberapa tahun bayang-bayang Dika selalu menghantuiku....aku ga bisa melupakannya...sangat menyakitkan...

Lamunanku buyar ketika Shin memanggilku, ya Shin adalah suamiku, ia yang memulihkan aku dari luka itu, dan aku sangat bahagia dengan Shin. Ia yang menyadarkan ku akan cinta suci, cinta yang tulus, cinta yang selalu berkorban  untuk orang yang dikasihinya....Aku sangat beruntung mempunyai suami seperti Shin, seorang cowo yang ganteng, baik hati, dan sangat menyayangiku sebagai istrinya...I Love U Shin.....

-End-

0 comments: