March 20, 2012

Selamat Ulang Tahun -Cerpen

Hari ini hujan rintik-rintik, aku menatap ke arah jendela cafe yang samar-samar dialiri air hujan..Hampir setiap hari aku nongkrong di cafe ini, sampai-sampai pemilik cafe ini sudah menjadi teman baik. Cafe ini sering kudatangi bersama dia, maklum dia adalah penggemar berat dengan kopi. 



Sudah lama aku tidak bertemu dengannya karna dipisahkan oleh jarak yang jauh, entah bagaimana kabarnya sekarang. Sampai hari ini aku menunggu di cafe favorit aku dan dia janjian untuk bertemu kembali bernostalgia dan untuk merayakan hari ulang tahunku, yang biasanya dilalui dengan masa-masa suram. Entah kenapa ketika aku datang lagi ke kota ini berdekatan dengan hari ulang tahunku, sengaja juga untuk merayakan berdua dengannya, mungkin karena sudah lama tidak pernah bertemu dan mungkin aku masih merindukan sosoknya.



Aku sudah bersiap berangkat dari hotelku menuju cafe tersebut, aku sudah janjian dengan dia melalui email, aku tuliskan jam 4 sore, aku sudah bersiap-siap berangkat, sudah berdandan rapi dengan baju kesukaanku dan warna biru kesukaanku..aku berharap bisa membuatnya juga merindukanku. 





Akhirnya aku sampai di cafe, suasana masih sepi, masih sedikit orang yang nongkrong di cafe ini, seperti biasa pemilik cafe yang sudah menjadi teman baikku menyapaku dan kaget melihat kehadiranku di cafe ini, seolah-olah seperti melihat hantu, dan ga pernah membayangkan kalau aku akan kembali lagi ke cafe ini. Aku memesan milkshake vanilla kesukaanku, karena dari dulu aku bukanlah penggemar kopi. Pemilik cafe sudah tahu milkshake vanilla yang tidak begitu manis seperti pesananku beberapa tahun yang lalu, masih ingat rupanya. Aku menunggu dan menunggu, aku pikir apa aku salah menuliskan jam nya sehingga dia terlambat datang?, yah seperti biasanya memang dia dari dulu selalu jam karet, ga pernah tepat waktu., tapi masa udah lama tidak bertemupun ia masih tetap tidak berubah? apakah masih sama seperti dulu yang selalu terlambat? 



Aku masih menunggu beberapa jam, sampai aku merasa lelah sendiri menunggu, dan ulang tahunku aku lewatkan dalam kesendirian dan merenung. Sampai akhirnya aku cape sekali dan aku pun kembali ke hotel di tempat aku menginap. Dalam hati hanya berkata mungkin dia sudah memutuskan untuk tidak datang, dan memutuskan untuk tidak akan berteman lagi denganku begitu pikiran aku. AKupun pamit dengan pemilik cafe, dan kembali ke hotel dengan perasaan tidak menentu.



Sesampai di hotel aku merasa sangat kesepian, dan memutuskan untuk melihat kembali email yang aku kirimkan padanya. AKu buka lagi, dan baru saja aku lihat bahwa aku menuliskan jam 16.00, tetapi aku lupa bahwa ada perbedaan waktu yang panjang, aku sangat menyesal, aku tidak punya kesempatan bertemu dengannya lagi. Akupun meratapi kebodohanku, yah memang aku juga tidak meminta no telponnya. Sungguh hari ulang tahun yang meyedihkan. 



Akhirnya aku putuskan untuk kembali lagi ke cafe tersebut, siapa tahu dia masih disana menungguku begitu pikirku. Tapi ketika sampai disana, aku tidak melihat dia, hanya ada orang lain yang sedang nongkrong. Pemilik cafe menghampiriku, dan bilang bahwa dia sudah datang dan menunggu sangat lama, mukanya terlihat sedih, dan menitipkan sebuah kado yang ditujukan buat aku. Kado itu berbentuk kotak kecil berwarna biru seperti warna kesukaanku dihiasi dengan pita putih.... ketika aku buka kado itu, isinya adalah sebuah cincin. Sebuah cincin yang dulu sangat aku inginkan. Sejak saat itu aku tidak pernah menerima email darinya lagi dan aku pun tak pernah mengirimkan email darinya. Tidak ada penjelasan dari kejadian waktu itu, akupun tak ingin memberikan penjelasan. Dia menghilang bagaikan ditelan bumi.  _End_

0 comments: