April 24, 2015

Bully

Pernah kah ketemu dengan orang yang nyebelin? Kalo saya, iya pernah, teman yang nyebelin, temen kerja yang nyebelin semuanya dah pernah.

Yang paling ngeselin lagi sih, kalau kita baru saja bekerja di suatu perusahaan, yang mana di perusahaan itu sudah ada senior-senior sebelumnya yang sudah lama bekerja di perusahaan itu. Senior itu merasa kalau dialah yang paling berkuasa dan yang paling pintar. Ketika jadi "anak bawang" ini akan menjadi sasaran empuk oleh senior-senior. Saya sering mengalaminya, sering dalam artian sering pindah kerja sehingga selalu jadi "anak bawang" yang sering disuruh2 sama senior, pekerjaan yang bukan job desk saya pun harus saya kerjakan. Yang menyebalkannya lagi saya pernah berada di posisi yang ga bisa protes jika dikasi tugas ini itu, rasanya pengen nangis tapi ya percuma ga menyelesaikan masalah.

Entah mengapa budaya senior ini sudah dibiasakan dari jaman dulu, buktinya waktu sd kalau jadi anak kelas 1, pasti sering disuruh2 atau dimarahin sama anak yang di atasnya, atau istilah kerennya "bully". Ya, saya pernah juga di bully sewaktu duduk di bangku sma, secara sekolah saya itu adalah sekolah khusus perempuan, bayangkan ada sekitar 40 orang perempuan dalam satu kelas, dan untuk satu angkatan itu ada 8 kelas dimulai dari A sampai H. Ketika itu saya masih kelas 1, saya dicari2 sama kakak kelas yang terkenal galak banget. Keringat dingin mengucur, saya langsung dilabrak sama kakak kelas ini, perawakannya yang seperti cowo, badan kekar, langsung saya dituduh terlalu sok untuk ukuran anak kelas 1, padahal saya adalah orang yang pendiam entah bagaimana dia bisa menyimpulkan seperti itu. Saya disuruh push up 20 kali di depan kelas yang mana pada saat itu banyak temen yang melihatnya. Kejadian yang sangat tidak menyenangkan.

Dewasa ini sering juga kita mendengar bahwa anak kecil sudah ada yang membully anak kecil lainnya, bahkan akhir2 ini ada yang tewas karena dipukuli karena tidak diberikan uang ketika diminta. Belum lagi ada anak kecil yang membakar temennya hingga tewas. Sangat mengerikan masih kecil sudah punya kapabilitas melakukan hal2 semacam itu.


Untuk menghilangkan budaya ini kiranya akan sangat sulit, karena entah kenapa orang jaman sekarang begitu mudah tersinggung dan selalu memaksakan kehendak, jika tidak terlaksana pasti ada resiko yang ditanggung. Mungkin dimulai dari keluarga, yang menjadi contoh2 anak2 kecil, sehingga mereka sedari kecil sudah sadar kan mana yang benar dan tidak.



April 22, 2015

Lelaki itu

Lelaki itu...

Aku hanya melihatnya dari belakang waktu itu..
Hanya punggung nya saja yang terlihat
Seolah aku melihat sesuatu yang lain pada punggung lelaki itu


Sorot mata yang tajam itu
Seolah menyinari dengan pijar cahaya
Sinar yang menghangatkan ketika dingin
Dan pelukan yang membuat bahagia


Deg Deg bunyi jantungku waktu itu
Ketika berada dalam dekapannya
Rasanya ga percaya aku bisa memeluknya
Benarkah rasa ini?


Belum pernah aku merasakan rasa ini
Rasa seperti ingin melayang
Bagaikan burung yang melayang bebas di udara
Tetapi rasa ini membuncah di dadaku


Rasa ini yang entah kapan hilang
Rasa yang memberikan aku semangat
Rasa yang selalu menenangkan
Rasa bahagia dengan lelaki itu.

Hello There

Ketika berhenti menulis, kemudian memulai lagi ingin menulis rasanya sangat susah sekali mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran. Padahal ketika otak lagi kosong saya sering kali memikirkan hal-hal yang ingin saya tumpahkan di dalam blog.


Topik yang saya ingin bagikan pun sebenarnya banyak, Sejak tahun 2013 impian saya yang dulunya hanya mimpi saja, mulai keliatan menjadi kenyataan. Apa yang tak pernah terpikirkan oleh saya, akhirnya saya mengalaminya sendiri. Saya sangat bersyukur menjadi saya yang sekarang ini.


Tentunya hidup itu tidak selalu berjalan mulus-mulus saja, sejak dulu hidup saya selalu bergelombang seperti ombak. kadang mengalami badai, kadang lagi mengalami angin yang teduh tanpa goncangan.

Mungkin kalo bisa memilih, normalnya manusia maunya hidup biasa saja tanpa goncangan dan masalah yang dihadapi. Tapi hidup itu katanya pilihan, apa yang kita alami sekarang adalah pilihan kita di masa lalu. Ya mungkin ada benarnya filosofi itu, semuanya adalah kembali ke pilihan kita masing2, mau merasakan sedih, bahagia atapun emosi lainnya.


Jujur saya, sejak beranjak menjadi orang dewasa, saya merasakan bahwa yang namanya teman itu susah dicari, boleh dibilang saya ga punya teman yang dekat, teman yang dahulu dekat ketika kuliah ataupun sma, berasa ada jurang pemisah yang membuat kita tidak nyambung lagi. Sudah berbeda prinsip hidup yang dijalanin.


Dan beberapa kali yang dulunya saya anggap sebagai sahabat dalam suka dan duka ternyata sahabat dalam suka saja, bukan menjadi sahabat ketika duka juga, so saya ga butuh sahabat seperti itu, jadi lebih baik saya mundur teratur, bukan berarti saya tidak berteman lagi, tetapi saya memilih untuk menjaga jarak. 


Dan satu hal lagi yang saya dapatkan, adalah orang lain itu kebanyakan tidak suka akan keberhasilan kita, mereka selalu iri dan selalu ingin menjatuhkan. Jika saya mencapai suatu kesuksesan atau apa pandangan umum orang yang mendefinikan kesuksesan itu maka saya selalu menerima nada sarkastik yang seolah2 memuji tetapi menusuk di belakang. Dan sekali lagi saya tidak butuh itu semua.


Hidup itu rumit, ga pernah kebayang di pikiran saya ketika dulu jaman waktu sekolah bahwa menjadi orang dewasa itu susah dan berat, dulu hanya berpikir bagaimana mendapatkan nilai bagus dan sudah selesai, hanya sebatas itu saja. Semakin dewasa dan melangkah ke step berikutnya, maka dimulai lah kehidupan nan rumit itu. Kehidupan yang ga hanya melibatkan saya dan pasangan saya, tetapi melibatkan semua anggota keluarga.


Yang bisa dilakukan adalah bersabar, katanya sih sabar akan menghasilkan buah yang manis, masa sih? dalam hati kayanya ga yakin. Yang saya lakukan sebenarnya adalah pasrah sih bukan bersabar, kadang sebagai manusia ada sisi dimana saya tidak sabar, di sisi dimana saya merasa marah dan merasa diinjak2 oleh seseorang, entah kenapa juga rasanya sulit menghilangkan perasaan itu.


Perasaan manusia itu memang kompleks adanya, hal2 yang tak terduga malah terjadi, dan hal2 yang saya harapkan malah menemui jalan yang buntu. Yah selama masih menghirup nafas ini saya hanya bisa berusaha dengan baik menjalankan kehidupan ini, menerima apa rencana yang sudah ditetapkan oleh yang di atas.